DENPASAR – Dalam suasana kekeluargaan yang hangat, Sekretariat DPD Hipakad Bali di Jalan PB Sudirman No G21, Denpasar, menjadi saksi dimulainya sebuah komitmen baru untuk mengawal demokrasi. Tim Bawaslu Kota Denpasar, yang diwakili oleh Drs. Suyanto, Koordinator Divisi Hukum dan Penyelesaian Sengketa, melakukan kunjungan silaturahmi sekaligus sosialisasi, dan disambut dengan tangan terbuka oleh Ketua Hipakad Bali, Ventje Fredriek Kakomore, Jum’at (03/10/2025).
Dalam sambutannya, Ventje menyatakan rasa terima kasih yang mendalam atas inisiatif kunjungan ini. Ia melihat langkah Bawaslu Denpasar bukan sekadar kunjungan formal, melainkan sebuah langkah strategis untuk membangun jembatan komunikasi dan kolaborasi dengan elemen masyarakat. Dengan tegas, Ventje menyambut baik rencana Bawaslu untuk melibatkan Hipakad Bali dalam berbagai agenda kerja ke depannya, yang mencerminkan kesiapan organisasinya untuk turut berperan aktif mendukung pemilu yang bersih dan berintegritas.
Pertemuan yang berlangsung cair ini sempat diawali dengan keingintahuan dari anggota Hipakad Bali mengenai maksud kedatangan tim Bawaslu. Drs. Suyanto dengan lugas menjawab rasa penasaran tersebut. Ia memaparkan tiga tujuan utama kunjungan mereka.
Pertama, adalah sosialisasi protokol hukum Bawaslu. Kedua, memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Dan yang ketiga, serta paling krusial, adalah rekrutmen mitra dan pengawas pemilu partisipatif. Suyanto menekankan bahwa ketika tahapan pemilu dimulai, Bawaslu membutuhkan dukungan dan mata dari masyarakat, termasuk Hipakad Bali, untuk bersama-sama mengawasi jalannya proses demokrasi tersebut.
Untuk memperjelas peran Bawaslu, Suyanto memberikan penjelasan mendalam. Ia menerangkan bahwa Bawaslu adalah penyelenggara pemilu yang bertugas khusus mengawasi pelaksanaan pemilu. Cakupan pengawasannya meliputi dua hal utama: mengawasi kinerja penyelenggara pemilu lain seperti KPU dalam menjalankan tahapan teknis, serta mengawasi perilaku peserta pemilu, yaitu partai politik dan calonnya.
Prinsip yang diusung adalah pengawasan partisipatif, yang membuka ruang seluas-luasnya bagi seluruh elemen masyarakat, tak terkecuali Hipakad Bali, untuk terlibat aktif. Keterbukaan ini disambut antusias oleh pihak Hipakad, yang melihatnya sebagai peluang nyata untuk berkontribusi.
Melihat respons positif ini, Suyanto menyampaikan harapannya ke depan. Ia berharap pertemuan perdana ini dapat menjadi batu pertama untuk membangun kemitraan, koordinasi, dan kolaborasi yang berkelanjutan antara Bawaslu Denpasar dan Hipakad Bali. “Pertemuan ini jangan sampai yang terakhir. Pasti akan ada pertemuan lanjutan untuk kita ngobrol lebih mendalam,” ujarnya menutup pertemuan.
Pertemuan ini tidak hanya menandai awal sebuah hubungan kelembagaan, tetapi juga meletakkan fondasi bagi sebuah kolaborasi yang produktif. Sinergi antara pengawas pemilu dan organisasi masyarakat seperti ini diharapkan dapat menjadi penopang bagi terwujudnya pemilu yang jujur dan adil, demi masa depan demokrasi di Denpasar dan Bali. (Brv)