DENPASAR – Suasana khidmat dan penuh kekeluargaan menyelimuti Kantor Sekretariat DPD Partai Demokrat Bali pada Rabu, 5 November 2025. Bertepatan dengan Rahina Purnama Kelima, partai tersebut menggelar upacara piodalan pujawali di pelinggih padmasana yang ada di lingkungan kantornya.
Secara tradisi, upacara piodalan ini dilaksanakan setiap Purnama Kelima. Sebelum rangkaian upacara inti dimulai, para Ibu Kader Partai Demokrat menghadirkan nuansa sakral dan penuh penghormatan dengan menarikan Tari Rejang untuk mengiringi prosesi.
Sekretaris panitia, Ir. Anak Agung Kartika Putra, yang mewakili Ketua Panitia Dra. Utami Dwi Suryadi, menjelaskan bahwa upacara kali ini dipuput oleh Ida Pedanda dari Tegal Asah, Sanur. Acara ini dihadiri langsung oleh pimpinan partai, termasuk Ketua DPD Partai Demokrat Bali Made Mudarta dan Sekretaris DPD I Made Sada, bersama seluruh kader dari berbagai kabupaten dan kota se-Bali.
Dalam sambutannya, harapan yang mengemuka adalah agar melalui pelaksanaan pujawali ini, seluruh kader senantiasa diberikan keselamatan, berkah dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dan dapat terus diterima di hati masyarakat. Ritual keagamaan ini juga dipandang sebagai momen untuk mempererat tali persaudaraan antar kader di seluruh Bali, sekaligus menyelaraskan diri dengan visi-misi partai untuk senantiasa dekat dan berbuat yang terbaik untuk rakyat.
Sekretaris DPD Partai Demokrat Bali, I Made Sada, menambahkan makna khusus dari piodalan tahun ini. Pelaksanaannya yang bertepatan dengan Hari Raya Galungan, Kuningan, HUT PGRI ke-80, dan Hari Guru Nasional dinilai membuat momen ini semakin penuh berkah.
“Piodalan pujawali kali ini merupakan upacara jelih, yang artinya tingkatannya lebih tinggi dibandingkan upacara sebelumnya,” jelas Made Sada.
Ia juga menekankan bahwa persembahyangan bersama seperti ini tidak hanya dilakukan pada momen piodalan, tetapi juga dalam peringatan hari jadi partai. Upacara yang dilaksanakan setahun sekali pada Purnama Kelima (biasanya bulan November) ini menjadi sarana konsolidasi yang efektif.
“Selain bisa bersama-sama bersembahyang, piodalan ini juga menyatukan seluruh kader dalam satu visi dan misi Partai Demokrat,” pungkasnya.
Melalui ritual yang kental dengan nilai spiritual dan budaya Bali ini, Partai Demokrat Bali tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga memperkokoh ikatan kekeluargaan di internal partai, berharap dapat terus mengabdi untuk masyarakat dengan restu dari Yang Maha Kuasa. (Brv)








