Beranda Berita Kirab Pataka I Gusti Ngurah Rai: Napak Tilas Penuh Bakti dari Carangsari...

Kirab Pataka I Gusti Ngurah Rai: Napak Tilas Penuh Bakti dari Carangsari ke Margarana

0

BADUNG – dunianewsbali.com, Sebuah prosesi penuh khidmat mengiringi Pataka (panji-panji) sakti I Gusti Ngurah Rai tiba di Monumen Perjuangan di Desa Carangsari, Badung, pada Senin (17/11/2025). Suara gemuruh gamelan baleganjur dan parade leladah menyambut kedatangan simbol kepahlawanan tersebut, menandai sebuah rangkaian napak tilas tahunan yang penuh makna.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Carangsari, I Made Sudana, mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya acara rutin ini. Ia menegaskan komitmennya untuk selalu mendukung kegiatan tersebut sebagai wujud rasa bakti.

“Setiap tahun memang pataka I Gusti Ngurah Rai perjalanannya menuju Puri Ngurah Rai, begitu juga ke Monumen Pahlawan I Gusti Ngurah Rai. Saya seorang Kepala Desa tetap membantu dalam kegiatan ini berupa parade leladah diiringi dengan beleganjur. Itu memang wujud rasa bakti saya selaku Kepala Desa Carangsari,” ujarnya.

Kades Sudana juga mengungkapkan perkembangan positif dalam pemugaran monumen. Ia menyebut bahwa pada tahun 2024, Pemerintah Kabupaten Badung telah mengucurkan bantuan yang signifikan.

“Terkait dengan pemugaran Monumen Pahlawan I Gusti Ngurah Rai, karena di tahun 2024 ini sudah dibantu dari Pemerintah Kabupaten Badung lewat Bapak Bupati Badung kurang lebih Rp. 18 miliar untuk perluasan areal Monumen I Gusti Ngurah Rai. Dan pembangunan fisiknya kurang lebih Rp. 24 miliar. Ini sudah berjalan dengan baik dan pada saat ini sudah dinikmati oleh masyarakat Badung dan khususnya masyarakat Desa Carangsari,” jelasnya.

Camat Petang, Anak Agung Ngurah Raka Sukaeling, yang hadir dalam kesempatan itu menegaskan bahwa penyambutan pataka sakti almarhum I Gusti Ngurah Rai adalah kegiatan rutin tahunan yang dilaksanakan di Puri Carangsari, menelusuri perjalanan hidup sang pahlawan hingga akhirnya di Margarana.

Sementara itu, perwakilan dari Pemuda Panca Marga, organisasi putra-putri pejuang dan veteran, menjelaskan bahwa napak tilas ini berlangsung dari tanggal 10 hingga 20 November. Pada tanggal 17, pataka secara khusus dibawa ke Carangsari, tanah kelahiran I Gusti Ngurah Rai, setelah dilepas oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Badung dari Puspem Badung.

Baca juga:  Menhan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin Kunjungi Bali, Hadiri Agenda di Rindam IX/Udayana

Seorang perwakilan lain dari Pemuda Panca Marga kemudian memaparkan sejarah monumen yang menjadi tujuan kunjungan saat ini. Dijelaskannya, monumen tersebut adalah tempat di mana I Gusti Ngurah Rai sempat dimakamkan.

“Jadi beliau lahir di Puri Agung Carang Sari, kemudian meniti karirnya sebagai militer dan memimpin perjuangan. Kemudian beliau gugur di Margarana pada tanggal 20 November 1946, jenazahnya dibawa kembali ke Puri Carang Sari,” tuturnya.

Namun, situasi pada masa itu penuh dengan tantangan. Pihak Belanda tidak mengizinkan jenazah sang pahlawan untuk diplebon (dikremasi). Bahkan, Desa Carangsari dikurung, memaksa keluarga dan para pejuang yang ingin melayat harus menyamar. Akhirnya, I Gusti Ngurah Rai terpaksa dimakamkan di lokasi monumen yang sekarang berdiri.

Baru pada tahun 1962, upacara plebon dapat dilaksanakan oleh Kodam IX Udayana, Legiun Veteran, dan Yayasan Kematian Proklamasi. Sejak saat itu, monumen mengalami beberapa kali pemugaran, dengan yang terakhir adalah pemugaran disertai perluasan areal.

Atas pemugaran tersebut, perwakilan Pemuda Panca Marga menyampaikan ucapan terima kasih yang mendalam kepada Pemerintah Daerah Badung atas perhatian luar biasa terhadap keberadaan monumen yang menjadi saksi bisu perjuangan dan pengorbanan pahlawan nasional asal Bali tersebut.(Brv)