Beranda Berita Mulai 2026, Desa Wisata Penglipuran Terapkan Paket Berkunjung demi Pariwisata Berkelanjutan

Mulai 2026, Desa Wisata Penglipuran Terapkan Paket Berkunjung demi Pariwisata Berkelanjutan

0

BANGLI — Dunianewsbali.com, Desa Wisata Penglipuran, Kabupaten Bangli, Bali, mulai 1 Januari 2026 resmi menerapkan sistem paket berkunjung bagi wisatawan. Kebijakan ini menjadi langkah strategis desa adat dalam mewujudkan pariwisata yang lebih berkualitas, tertata, dan berkelanjutan, tanpa mengorbankan nilai budaya dan kelestarian lingkungan.

Penerapan paket berkunjung bukan sekadar penyesuaian teknis pariwisata, melainkan bagian dari transformasi tata kelola kunjungan wisata. Desa Wisata Penglipuran kini tidak hanya menerima wisatawan, tetapi secara aktif mengelola pengalaman berkunjung agar lebih terarah, bermakna, dan bertanggung jawab.

Langkah ini juga menandai fase baru Penglipuran sebagai desa wisata regeneratif. Desa yang selama ini dikenal bersih, tertib, dan berkarakter kuat, kini melangkah lebih jauh dengan menempatkan keseimbangan antara kenyamanan wisatawan, kelestarian alam dan budaya, serta kesejahteraan masyarakat lokal sebagai fondasi utama pengelolaan pariwisata.

Kelian Desa Adat Penglipuran, I Wayan Budiarta, menjelaskan bahwa inisiatif paket berkunjung lahir dari kesadaran desa untuk menjaga kualitas pengalaman wisata sekaligus memastikan desa tetap lestari. Menurutnya, setiap kunjungan diharapkan tidak hanya memberi manfaat ekonomi, tetapi juga berkontribusi langsung terhadap perawatan lingkungan, pelestarian tradisi, dan penguatan masyarakat adat.

“Selama ini wisatawan melihat Penglipuran sebagai desa yang indah dan tertib. Melalui paket berkunjung, kami ingin setiap tamu memahami cerita desa, menghargai cara hidup masyarakat, serta menyadari bahwa kontribusi mereka kembali untuk desa,” ujarnya.

Pendapatan dari paket berkunjung akan dikelola secara transparan dan bertanggung jawab, dengan prioritas pada peningkatan kualitas pelayanan dan kenyamanan wisatawan, pelestarian budaya serta tradisi adat, perawatan kebersihan dan lingkungan desa, termasuk kawasan hutan bambu hingga penguatan peran masyarakat lokal sebagai pelaku utama pariwisata.

Selain itu, kebijakan ini juga diarahkan untuk mendorong program pemulihan dan peningkatan kualitas ekologis serta sosial desa. Dengan demikian, setiap aktivitas wisata tidak hanya meminimalkan dampak negatif, tetapi benar-benar berkontribusi pada pemulihan alam, penguatan kohesi sosial, dan ketahanan Desa Penglipuran.

Baca juga:  Grom Challenge 2025, Bakat Muda Bali Unjuk Gigi di Ombak Serangan

Melalui sistem ini, Desa Wisata Penglipuran berharap mampu menjaga keseimbangan antara tingginya kunjungan wisatawan dan keberlanjutan sosial, budaya, serta lingkungan. Wisatawan pun diajak untuk menikmati keindahan desa sekaligus merasakan kedekatan dengan nilai-nilai lokal yang menjadi ruh Penglipuran.

I Wayan Budiarta mengajak seluruh wisatawan, pelaku pariwisata, dan pemangku kepentingan untuk mendukung penerapan paket berkunjung ini sebagai bagian dari upaya bersama mewujudkan pariwisata yang berkualitas, berbudaya, dan regeneratif. Langkah tersebut sekaligus memperkuat posisi Penglipuran sebagai salah satu desa wisata rujukan di Bali dan Indonesia. (red)