NUSAKAMBANGAN – Dunianewsbali.com, Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional, Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) menggelar panen perdana di Pulau Nusakambangan pada Kamis, 17 April 2025.
Kegiatan ini merupakan bagian dari 13 Program Akselerasi yang diinisiasi oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, sebagai implementasi dari visi Asta Cita Presiden Republik Indonesia.
Panen perdana berlangsung di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Terbuka Nusakambangan, dengan Menteri Agus Andrianto turut hadir dan melakukan panen padi varietas inpari di lahan seluas dua hektare. Proyek ini melibatkan 18 Warga Binaan dan diproyeksikan menghasilkan panen sebanyak tujuh ton.
“Panen perdana ini menjadi momentum evaluasi atas kesiapan program akselerasi yang akan diluncurkan secara nasional pada Juli atau Agustus mendatang,” ujar Menteri Agus.
Ia menegaskan bahwa program ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan nasional, tetapi juga menjadi bagian dari pembinaan kemandirian Warga Binaan. Diharapkan mereka memperoleh keterampilan praktis yang dapat digunakan saat kembali ke masyarakat.
Melalui regulasi yang mewajibkan Lapas membeli minimal 5% bahan pangan dari hasil program ini, sinergi antara produksi dan konsumsi internal pun diharapkan tercipta. “Seluruh Lapas di Indonesia memiliki potensi besar untuk dikembangkan, baik di sektor pertanian, perikanan, maupun peternakan,” tambahnya.
Selain panen padi, Menteri Agus juga melakukan panen jagung varietas hibrida di Lapas Gladakan seluas 2,4 hektare. Ia juga meninjau berbagai unit usaha pembinaan di sejumlah Lapas, seperti peternakan domba di Lapas Kembangkuning, ayam arab di Lapas Permisan, serta kolam ikan nila dan bawal di Lapas Terbuka Nusakambangan.
Kunjungan ini turut mencakup pembangunan kolaboratif Nusakambangan Berdaya, tempat pemrosesan akhir sampah di Lapas Kembangkuning, dan tambak udang di Lapas Pasir Putih.
Sebagai bagian dari agenda, Menteri Agus meresmikan Training Center Lapas Batu Nusakambangan hasil kerja sama Kemenimipas dengan Yayasan Penerimaan Internasional Indonesia dan Pemerintah Jepang. “Pusat pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas SDM, khususnya petugas pemasyarakatan di wilayah Nusakambangan,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjenpas), Mashudi, menegaskan bahwa seluruh Rutan dan Lapas sebanyak 532 unit, wajib mengoptimalkan lahan atau ruang yang tersedia untuk pelaksanaan program ketahanan pangan. Bagi unit yang tidak memiliki lahan, urban farming melalui polybag menjadi solusi alternatif.
“Program ini mencakup pertanian, perikanan, hingga produk UMKM yang berpotensi ekspor. Banyak hasil produksi yang dibutuhkan pasar domestik dan internasional,” jelas Mashudi.
Ia juga menyoroti pentingnya pembekalan keterampilan bagi Warga Binaan sebagai bekal hidup mandiri. Sejumlah narapidana bahkan memilih tetap bekerja di unit usaha Lapas meskipun masa hukumannya telah usai.
“Kami ingin memastikan setiap proses pembinaan membuka potensi Warga Binaan agar dapat diterima dan berkontribusi secara positif di masyarakat,” tegasnya.
Terkait pengelolaan limbah batu bara jenis Fly Ash and Bottom Ash (FABA) dari PLN, Kemenimipas telah menjalin kerja sama untuk mengelolanya menjadi produk bernilai ekonomis, seperti paving block, batako, dan penyekat air laut yang dipasarkan di Cilacap dan Purwokerto.(Tim/Ich)