BULELENG – Dunianewsbali.com, Pendidikan politik yang digelar DPD Partai Golkar Kabupaten Buleleng pada Minggu, 6 Juli 2025, berlangsung penuh makna. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kampus STIE Satya Dharma Singaraja, sebuah perguruan tinggi yang tengah berkembang pesat di Kota Singaraja.
Acara ini diikuti oleh sekitar 500 peserta, terdiri dari unsur mahasiswa, kader Partai Golkar dari tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa, serta generasi muda Golkar. Tercatat sekitar 200 mahasiswa hadir dan berpartisipasi aktif dalam diskusi-diskusi kritis bersama para narasumber, menunjukkan antusiasme tinggi meski kegiatan dilaksanakan di hari libur.
Turut hadir Ketua DPD Partai Golkar Buleleng IGK Kresna Budi beserta jajaran pengurus, anggota Fraksi Golkar DPRD Kabupaten Buleleng, serta 148 pimpinan desa dari berbagai wilayah kecamatan.
Dalam pidato pengarahannya, Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali, Dr. Nyoman Sugawa Korry, menyampaikan apresiasi atas capaian Partai Golkar dalam Pemilu Legislatif 2024 di Kabupaten Buleleng. Ia mencatat peningkatan signifikan jumlah kursi DPRD dari 7 menjadi 11 kursi, hasil dari kerja keras seluruh jajaran kader di Buleleng.
Sugawa Korry juga menyoroti keberhasilan Kecamatan Banjar yang menjadi satu-satunya kecamatan di Bali dari total 57 kecamatan yang mampu mengalahkan dominasi PDI Perjuangan. Prestasi serupa juga dicapai oleh Desa Banyuatis, kampung halamannya yang mencatatkan 80% pemilihnya memilih kader Golkar, baik dalam Pileg maupun Pilkada.
“Melalui pendidikan politik ini, kita berharap dapat membangun fondasi soliditas kader bersama masyarakat, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta memperkuat komitmen terhadap peraturan organisasi. Penting bagi seluruh kader untuk menempatkan kepentingan partai di atas kepentingan pribadi, dan kepentingan bangsa di atas kepentingan partai,” tegas Sugawa.
Ia juga mengungkap dinamika pencalonannya sebagai caleg DPR RI pada Pemilu 2024. Saat DPP Golkar menargetkan 108 kursi nasional dan 2 kursi untuk Bali, beberapa tokoh besar seperti Wayan Geredeg (65.000 suara), Made Wijaya (45.000 suara), dan Ketut Sudikerta (40.000 suara) memilih tidak maju kembali. Hal ini menyebabkan potensi kehilangan sekitar 150.000 suara.
“Tidak ada jalan lain, sebagai Ketua DPD Provinsi, saya harus maju ke DPR RI untuk mempertahankan dua kursi tersebut, meskipun harus tampak berseberangan dengan para incumbent seperti Gde Sumarjaya Linggih dan Gus Adi Mahendra,” ujarnya.
Namun, hasil Pileg menunjukkan bahwa meskipun dirinya memperoleh 82.641 suara, dua incumbent justru mengalami penurunan suara sekitar 18.000 suara, sehingga target dua kursi tidak tercapai. Sugawa menyatakan bahwa hal itu merupakan kehendak Hyang Maha Kuasa dan tidak perlu disesali.
“Demi menjaga soliditas partai, saya tetap merekomendasikan IGK Kresnabudi (ipar Pak Demer) sebagai Wakil Ketua DPRD Bali dan Ajus Linggih (anak Pak Demer) sebagai Ketua Komisi II DPRD Bali,” tambahnya.
Sementara itu, dalam sambutannya, IGK Kresnabudi mengajak generasi muda, khususnya kalangan mahasiswa, untuk tidak ragu terjun ke dunia politik dan menghilangkan anggapan bahwa politik adalah sesuatu yang kotor.
Sesi diskusi berlangsung dinamis. Para mahasiswa dan kader muda terlihat antusias mengikuti rangkaian dialog, dan berharap Partai Golkar dapat terus membuka ruang diskusi yang inklusif dalam semangat kebersamaan dan keterbukaan.(Ich)