Jakarta | Dunia News Bali – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dinilai gagal menembus ambang batas parlemen dalam Pemilu 2024 akibat citra negatif yang ditimbulkan oleh kader-kadernya yang terjerat kasus korupsi. Hal ini disampaikan oleh Ketua DPP PPP, Yunus Razak, yang menegaskan perlunya kepemimpinan bersih dan berintegritas untuk menyelamatkan partai berlambang Ka’bah itu.
“PPP ini rusak karena ulah oknum kader yang melakukan korupsi. Akibatnya, citra kami hancur dan kepercayaan publik hilang. Ini yang bikin kami gagal masuk Senayan,” ujar Yunus kepada media, Kamis (10/7/2025).
Menurut Yunus, kegagalan di Pemilu 2024 adalah kegagalan kolektif yang hanya bisa dijawab dengan reformasi serius dari dalam tubuh partai. Ia menilai satu-satunya jalan untuk memulihkan kepercayaan publik adalah dengan menghadirkan pemimpin yang benar-benar bersih dari praktik korupsi.
Salah satu figur yang disebut Yunus layak memimpin PPP adalah Pelaksana Tugas Ketua Umum, Muhammad Mardiono. Ia menilai Mardiono sebagai kader yang memiliki rekam jejak bersih dan komitmen kuat terhadap integritas.
“Pak Mardiono itu bersih, punya rekam jejak yang clear and clean. Beliau bukan tipe yang bermain-main dengan korupsi,” tegasnya.
Diketahui, Mardiono merupakan kader senior PPP yang telah meniti karier politik sejak tingkat DPC hingga menjabat sebagai Plt Ketum. Yunus meyakini bahwa hanya kepemimpinan dari kader tulen seperti Mardiono yang mampu mengembalikan marwah partai.
“Pemimpin antikorupsi adalah kebutuhan mutlak bagi PPP. Bukan hanya jago kampanye, tapi juga mampu menjaga kehormatan partai dari dalam. Tanpa itu, semua pencitraan hanya sia-sia,” tambahnya.
Yunus juga menyoroti munculnya sejumlah nama dari luar partai yang disebut-sebut masuk dalam bursa calon ketua umum menjelang Muktamar X PPP yang akan digelar di Bali, September 2025. Ia menilai hal tersebut bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai.
“Ketua umum PPP haruslah kader. Harus pernah menjadi pengurus. Jangan sampai partai ini dipimpin oleh orang yang tidak punya akar loyalitas dan pengalaman dalam perjuangan partai,” tegasnya.
Ia pun menutup pernyataannya dengan harapan besar agar PPP segera bangkit melalui kepemimpinan yang bersih dan konsisten mengusung politik tanpa korupsi.
“Kalau kita mau bangkit, kita harus mulai dari dalam, dari pemimpin yang bersih dan berani melawan korupsi,” pungkasnya.(tiim)