BADUNG – Dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun ke-49, Perumdam Tirta Mangutama Kabupaten Badung melakukan aksi nyata penanaman pohon di Desa Sulangai, Petang, Badung, Jum’at (17/10/2025).
Acara yang dihadiri oleh jajaran direksi PDAM, Camat Petang, Dinas KLH, perangkat desa, dan masyarakat setempat ini tidak hanya berlangsung penuh kekeluargaan, tetapi juga menyimpan komitmen dan pesan mendalam bagi kelestarian lingkungan.
Dalam sambutannya, Direktur Umum PDAM Tirta Mangutama, I Made sugita, SH.,Mm, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah wujud nyata kepedulian perusahaan terhadap lingkungan, jauh dari sekadar seremonial. “Jantung pelayanan kami adalah air, dan pohon adalah penjaganya. Ibaratnya, pohon adalah pabrik air,” ujarnya,
Dirinya menjelaskan hubungan simbiosis antara kelestarian hutan dan ketersediaan air bersih. Aksi penyerahan 180 bibit pohon, seperti asam dan beringin, disebutnya sebagai investasi berharga yang akan diwariskan kepada generasi penerus untuk menjamin keberlanjutan air di Badung.
Dukungan penuh atas inisiatif ini disampaikan oleh Perbekel Desa Sulangai, Nyoman Sunarta. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi dan beberapa harapan krusial dari masyarakat desa.
“Saya mengapresiasi komitmen PDAM Tirta Mangutama dalam menjaga lingkungan. Program air bersih dan penanaman pohon, seperti pohon Pule, Manggis, dan lainnya yang kita tanam, adalah investasi untuk 10-20 tahun ke depan bagi anak cucu kita,” ujar Sunarta.
Dalam kesempatan itu, dirinya menyampaikan beberapa permintaannya, salah satunya adalah agar kehadiran pimpinan puncak PDAM dapat dijamin di acara-acara serupa ke depan, sebagai bentuk komitmen tertinggi perusahaan.
Sunarta juga menyampaikan sejumlah tantangan nyata di lapangan. Ia membuka suara tentang keprihatinannya terhadap potensi pencemaran sumber air akibat peternakan babi di area hulu. Persoalan klasik seperti akses jalan yang sulit menuju titik-titik sumber air juga menjadi perhatian, di mana ia memohon dukungan PDAM untuk perbaikan infrastruktur. Selain itu, ia mengingatkan pentingnya koordinasi yang lebih baik dan rasa tanggung jawab bersama, termasuk dari warga untuk menjadi pelanggan yang taat membayar iuran, karena sumber air adalah milik bersama yang wajib dijaga.
Acara ini menjadi bukti bahwa menjaga air tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Pesan yang tersirat sangat jelas, keberlanjutan air bersih di Badung adalah tanggung jawab kolektif. Di satu sisi, PDAM menunjukkan komitmennya melalui aksi penghijauan. Di sisi lain, masyarakat dan pemerintah desa, sebagai ujung tombak, menyuarakan kondisi riil dan kebutuhan dukungan di lapangan. Kolaborasi semacam inilah yang diharapkan dapat memastikan bahwa air tetap mengalir untuk anak cucu di masa depan, sambil mengatasi berbagai tantangan yang ada secara bersama-sama. (Brv)








