Denpasar — dunianewsbali.com, Suasana hangat dan penuh makna terasa di Bamboo Stage, Living World Denpasar, Rabu sore (25/12/2025), saat Bali Choir menggelar acara tahunan bertajuk December Glow. Lebih dari sekadar pertunjukan musik, kegiatan ini menjadi ruang aman dan inklusif bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk menumbuhkan keberanian, kepercayaan diri, serta kemampuan berekspresi melalui seni suara.
Bali Choir merupakan komunitas paduan suara keluarga yang menaungi anak-anak dengan beragam kondisi, mulai dari Autism Spectrum Disorder (ASD), Down Syndrome, tuna daksa, tuna grahita, speech delay, hingga kebutuhan khusus lainnya. Komunitas ini berada di bawah pembinaan Waktra – Yayasan Pendidikan Musik Lima Nada, yang secara konsisten mengembangkan pendidikan musik inklusif di Bali.
Ketua Pengurus Bali Choir, Evy Risni Herdiyani, menyampaikan bahwa December Glow bukan sekadar panggung pertunjukan, melainkan momen kebersamaan dan rasa syukur di penghujung tahun. Menurutnya, musik menjadi jembatan yang menyatukan perbedaan dan menghadirkan kehangatan bagi seluruh keluarga yang terlibat.
“Hari ini adalah ruang kebersamaan untuk berbagi sukacita dan rasa syukur melalui musik. Semoga December Glow menjadi pengingat bahwa musik mampu menyatukan perbedaan, menghadirkan keceriaan, dan menciptakan kenangan indah,” ujar Evy dalam sambutannya.
Keunikan Bali Choir terletak pada keterbukaannya bagi anak-anak dengan gangguan bicara. Anak-anak dengan speech delay tidak hanya diterima, tetapi juga mendapatkan pendekatan pembelajaran yang aman dan terstruktur. Pendiri Waktra–Lima Nada, R. Wahyu Panca Wati, menjelaskan bahwa bernyanyi menjadi pintu masuk yang efektif untuk melatih kemampuan komunikasi anak.
“Teknik vokal melatih organ bicara seperti napas, artikulasi, dan ritme. Namun yang terpenting, paduan suara menciptakan kebutuhan alami untuk berkomunikasi. Anak-anak ingin mengikuti teman-temannya, ingin didengar, dan dari situlah dorongan berbicara tumbuh,” jelas Wahyu.
Ia menambahkan, pendekatan tersebut telah melahirkan banyak kisah perkembangan positif. Anak-anak yang sebelumnya hampir tidak berbicara kini mampu berkomunikasi lebih jelas, mengekspresikan emosi dengan tepat, bahkan tampil percaya diri di depan publik, baik sebagai anggota paduan suara maupun penyanyi solo.
“Kami tidak mengejar kesempurnaan suara. Yang kami bangun adalah keberanian dan rasa percaya diri. Ketika seorang anak berani berdiri dan bernyanyi, itu adalah kemenangan besar dalam hidupnya,” tambahnya.
December Glow juga menjadi ajang apresiasi atas proses latihan anak-anak sepanjang tahun. Mereka menampilkan lagu-lagu yang telah dipelajari dalam format paduan suara dan solo. Acara ini turut dimeriahkan oleh penampilan Celtic Room Bali serta TJ Kalani & Mom sebagai bintang tamu.
Konsep acara dirancang agar anak-anak terlebih dahulu menyaksikan pertunjukan musik yang inspiratif sebelum tampil di atas panggung. Menurut Wahyu, pengalaman tersebut penting untuk menumbuhkan musikalitas dan imajinasi anak.
Melalui December Glow, Bali Choir kembali menegaskan pesan kuat tentang inklusi. Anak-anak dengan gangguan bicara dan kebutuhan khusus lainnya memiliki suara dan potensi. Dengan ruang yang tepat, latihan yang konsisten, serta dukungan komunitas, suara itu dapat tumbuh menjadi keberanian untuk bernyanyi, berbicara, dan hadir secara utuh di tengah masyarakat.
December Glow bukan hanya perayaan akhir tahun, melainkan perayaan atas keberagaman dan bukti bahwa perbedaan bukanlah batasan, melainkan kekayaan yang patut dirayakan bersama.(*)








