Beranda Ekonomi Devisa Indonesia dan Peran Strategis Devisa Pariwisata Bali

Devisa Indonesia dan Peran Strategis Devisa Pariwisata Bali

0

Oleh Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, SE., MM.  Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Undiknas Denpasar

 

DENPASAR – Devisa merupakan kekayaan negara dalam bentuk valuta asing yang digunakan untuk membiayai transaksi internasional, menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, serta memenuhi kewajiban luar negeri. Mengutip Salvatore (2012), devisa mencakup seluruh alat pembayaran luar negeri yang dapat dimanfaatkan dalam transaksi internasional dan menjadi bagian dari cadangan resmi pemerintah serta bank sentral.

Dalam konteks ekonomi global, devisa menjadi indikator penting untuk mengukur kekuatan ekonomi suatu negara. Pengelolaan devisa yang baik berdampak langsung pada stabilitas makroekonomi, penguatan rupiah, dan daya saing ekspor nasional.

Sumber devisa Indonesia berasal dari berbagai sektor ekonomi yang berkaitan dengan aktivitas luar negeri. Di antaranya:

1. Ekspor barang dan jasa, baik dari sektor migas maupun nonmigas seperti pertambangan, pertanian, manufaktur, dan jasa.

2. Pariwisata internasional, yang memberikan pemasukan melalui kedatangan wisatawan mancanegara.

3. Remitansi tenaga kerja Indonesia di luar negeri, yang menjadi salah satu sumber devisa yang stabil.

4. Investasi asing, baik langsung (FDI) maupun investasi portofolio yang mengalir ke pasar keuangan domestik.

5. Hibah dan pinjaman luar negeri, yang turut menopang pembiayaan pembangunan nasional.

Penerima devisa tidak hanya terbatas pada pemerintah, namun juga melibatkan sektor swasta dan individu. Pemerintah dan Bank Indonesia, misalnya, mengelola cadangan devisa untuk kepentingan pembayaran utang luar negeri dan stabilisasi pasar. Sementara pelaku usaha, termasuk eksportir, pelaku industri pariwisata, dan tenaga kerja migran, juga menjadi bagian dari ekosistem perolehan devisa nasional.

Per Mei 2024, cadangan devisa Indonesia tercatat sebesar USD 139,0 miliar, menurut data Bank Indonesia. Angka ini menunjukkan posisi keuangan yang kuat, setara dengan pembiayaan lebih dari enam bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Stabilitas cadangan devisa ini mencerminkan kepercayaan global terhadap ketahanan ekonomi nasional.

Baca juga:  Dampak Pembekuan Sementara Perdagangan Saham (Trading Halt)

Sektor pariwisata memiliki peran yang sangat penting dalam mendongkrak devisa nasional. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memperkirakan bahwa pada 2024, devisa dari sektor ini mencapai USD 15 miliar. Dari jumlah tersebut, kontribusi Bali diperkirakan sekitar USD 7 miliar, atau sekitar 46 persen dari total devisa pariwisata nasional. Ini membuktikan bahwa Bali tetap menjadi primadona utama wisatawan mancanegara sekaligus tulang punggung devisa pariwisata Indonesia.

Namun, perlu dicatat bahwa devisa dari sektor pariwisata tidak serta-merta masuk langsung ke kas negara. Sebelumnya, dana tersebut diterima oleh para pelaku usaha seperti hotel, restoran, agen perjalanan, dan penyedia jasa lainnya. Devisa tersebut berputar terlebih dahulu di sektor riil, dan kemudian sebagian masuk ke kas negara melalui mekanisme perpajakan, seperti pajak hotel dan restoran (PHR), pajak penghasilan (PPh), serta pajak pertambahan nilai (PPN).

Dengan peran penting devisa dalam menopang perekonomian nasional, khususnya dari sektor pariwisata Bali, diperlukan strategi pengelolaan yang holistik agar manfaatnya semakin dirasakan secara mrata oleh masyarakat dan negara.(*)