DENPASAR – Dunianewsbali
Beredarnya informasi di media sosial yang menyebutkan bahwa pemedek (umat yang hendak sembahyang) di Pura Tirtha Harum, Serangan, Denpasar, diwajibkan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) mendapat tanggapan langsung dari sejumlah tokoh adat dan pengempon pura setempat, Rabu (18/12/2024).
Jro Wayan Leder, tokoh senior di Desa Adat Serangan, yang juga pernah menjabat sebagai Bendesa Adat Serangan, menjelaskan bahwa kabar tersebut tidak benar. Menurutnya, pihak PT Bali Turtle Island Development (PT BTID) justru banyak membantu masyarakat Desa Adat Serangan, termasuk dalam pembangunan akses jalan menuju Pura Tirtha Harum.
“Dulu akses menuju Pura ini sangat sulit, bahkan dulu pernah ada warga yang melahirkan di hutan bakau karena tak ada jalan. Sekarang, berkat PT BTID, jalan sudah diperbaiki dan lebih layak untuk dilewati,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa tidak ada larangan bagi pemedek yang berpakaian adat untuk bersembahyang. “Kalau ada yang berpakaian adat Bali dan jelas sembahyang, itu tidak masalah. Kalau pun ada yang ditanya, biasanya mereka yang tidak memakai pakaian adat sembahyang, seperti mereka yang ke klenteng atau konco,” jelas Wayan Leder.
Jro I Nyoman Nada, Kelian Pengempon Pura Tirtha Harum, juga membantah pemberitaan yang menyudutkan pihak keamanan PT BTID. Ia menyebutkan bahwa isu tersebut adalah hoaks dan menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat.
“Saya tidak pernah memberikan pernyataan seperti yang diberitakan itu. Kalau sudah berpakaian adat Bali, silakan saja sembahyang. Tidak ada pemeriksaan KTP,” tegasnya.
Nyoman Nada juga mengapresiasi peran PT BTID dalam mendukung keberadaan Pura Tirtha Harum. “PT BTID banyak membantu, mulai dari reklamasi untuk kebutuhan Pura, penyediaan air bersih, hingga akses jalan. Semua itu membuat pemedek merasa nyaman saat sembahyang,” tambahnya.
I Made Pasek Sentana Putra, Jro Dasaran Pura Tirtha Harum sekaligus petugas keamanan di PT BTID, turut memberikan klarifikasi. Ia menegaskan bahwa tidak pernah ada pengecekan KTP bagi pemedek yang hendak sembahyang di Pura.
“Sebagai pengempon sekaligus security di BTID, saya sering berjaga di depan. Tidak ada pengecekan KTP, apalagi larangan sembahyang. Kalau ada yang berpakaian adat sembahyang, langsung dipersilakan masuk,” jelasnya.
Ia juga menyoroti keamanan kawasan Pura yang dijaga dengan baik, termasuk patroli rutin di pagi dan sore hari untuk memastikan kenyamanan dan keamanan pemedek.
“Kami selalu menjaga Pretima (perlengkapan upacara dari logam mulia) dengan baik. Keamanan di sini sangat terjamin,” tutupnya.
Tokoh-tokoh yang ditemui berharap masyarakat tidak mudah percaya pada berita yang tidak diverifikasi kebenarannya dan tetap menjaga harmoni antarumat beragama di kawasan tersebut.(Isa)