DENPASAR – Dunianewsbali.com, Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar menggelar ujian terbuka promosi doktor untuk I Wayan K. Sugita (NIM: 22.3.4.1.6.1005) dengan judul disertasi “Pelayanan Usaha Spa Berbasis Budaya Bali di Industri Pariwisata Kuta, Kabupaten Badung.” Acara ini berlangsung di ruang auditorium Pascasarjana Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, Selasa, 5 Agustus 2025.
Dalam kesempatan tersebut, I Wayan K. Sugita menjelaskan bahwa spa atau wisata wellness dengan konsep pariwisata berbasis budaya Hindu dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat Bali, khususnya perempuan Bali. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Pijat Tradisional Budaya Bali (Traditional Balinese Massage) menjadi sangat populer di spa-spa yang ada di Kawasan Industri Pariwisata Kuta, Kabupaten Badung.

Sugita menekankan bahwa tradisi pemijatan dalam budaya Bali memiliki kesamaan dengan tradisi dan budaya Hindu dalam ritual manusa yadnya, terutama dalam tradisi pengelukatan/pembersihan. Selain itu, Standard Operational Procedure (SOP) terapis spa yang sesuai dengan ajaran Hindu, seperti Sevanam yang merupakan bagian dari Nawa Widha Bhakti, menunjukkan pelayanan yang baik, bermartabat, dan memiliki etika kepada sesama.
Bahan utama aromaterapi yang digunakan dalam usaha spa juga memiliki kesamaan dengan bahan upakara Hindu di Bali, seperti berbagai jenis bunga-bungaan, kayu-kayuan, dan daun-daunan, sebagaimana tercantum dalam sloka Bhagawadgita IX.26:
Patram Puspham Phalam Toyam, Yo Bhaktya Prayacchati, Tad Aham Bhaktya Upahrtam, Asnami Prayatatmanah” (Barang siapa yang dengan tulus mempersembahkan kepada-Ku sehelai daun, setangkai bunga, sepotong buah, atau seteguk air, maka Aku akan menerimanya sebagai persembahan dari seorang suci). Memberikan pelayanan terbaik kepada sesama berarti kita sudah memberikan pelayanan kepada Tuhan.
Seluruh pelayanan dalam spa juga wajib menggunakan air, baik sebelum maupun sesudah pemijatan atau pelayanan yang dipilih wisatawan. Hal ini sejalan dengan praktik ritual Hindu di Bali yang diawali dengan dipercikkan tirta pengelukatan dan diakhiri dengan tirta wangsuhpada (air suci).
Sugita juga menyoroti pentingnya promosi dan pemahaman yang tepat tentang spa kepada masyarakat. Dengan banyaknya manfaat bagi berbagai pihak, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama Kementerian Kesehatan berencana mengembangkan empat jenis wisata kesehatan, yaitu medical tourism, wellness tourism, herbal tourism, dan wisata ilmiah kesehatan. Hal ini telah dideklarasikan di Hotel The Meru Sanur pada 19 Mei 2025, di mana usaha spa, pijat tradisional, yoga, terapi herbal, dan kesehatan holistik menjadi daya tarik baru pariwisata Bali.
Ujian terbuka ini dihadiri oleh segenap Dewan Penguji dan Penyanggah, yang terdiri dari:
Prof. Dr. Drs. Ketut Sumadi, M.Par
Dr. Dra. Ida Ayu Tary Puspa, S.Ag., M.Par
Prof. Dr. Dra. Relin Denayu Ekawati, M.Ag
Prof. Dr. Drs. I Made Surada, MA
Dr. I Nyoman Kiriana, S.Ag., MA
Dr. Poniman, S.Ag., M.Fil.H
Dr. Ni Komang Sutriyanti, S.Ag., M.Pd.H
Dr. Drs. I Made Girinata, M.Ag
Dr. Ni Made Anggreni, S.Ag., M.Pd
Dengan kehadiran para akademisi dan penguji yang kompeten di bidangnya, ujian promosi doktor ini berjalan khidmat dan penuh makna. Penelitian I Wayan K. Sugita diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan pariwisata berbasis budaya di Bali, sekaligus memperkuat integrasi nilai-nilai Hindu dalam industri pariwisata modern.(Ich)