BADUNG – Konsolidasi pengurus ormas Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (PEKAT IB) DPW Bali dilaksanakan di Warung Paon Mak Mo jl. Raya Kuta Badung, Senin 08/01/2024.
Acara ini dihadiri oleh Sekjen DPP PEKAT IB Milano, SH, MH, Ketua DPW PEKAT IB provinsi Bali, Drs I Ketut Putra Wijaya, CRBD, Sekwil DPW PEKAT IB Provinsi Bali, Widodo Marmer, SE, MMA, Bendahara DPW PEKAT IB Provinsi Bali, Pontas H. Simamora, SE, Ak, MM, CPS dan didampingi pengurus dan penasehat DPW PEKAT IB Provinsi Bali lainnya ini diselenggarakan untuk ajang silaturahmi antar pengurus juga untuk menyelaraskan gerak organisasi dalam menyikapi adanya wacana penyebaran jentik nyamuk Wolbecia di Bali.
Dalam sambutannya, Sekjen DPP PEKAT IB Milano, SH, MH, menyampaikan tentang kondisi yang terjadi di masyarakat, terkait pro kontra wacana penyebaran jentik nyamuk Wolbecia untuk menangani kasus Demam Berdarah (DB) di Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng Bali.
Sebagai organisasi yang memiliki tujuan untuk mendukung pemerintah dalam memberikan rasa aman pada seluruh masyarakat Indonesia dalam meningkatkan wawasan kebangsaan, kesadaran bela negara dalam menjaga keamanan nasional, ormas PEKAT IB merasa terpanggil untuk ikut menyuarakan kekhawatiran masyarakat ini dan bergerak untuk mencegah dan menolak penyebaran jentik nyamuk Wolbechia di Bali.
“Kami akan melaksanakan aksi damai, berdemo bersama rakyat Bali untuk meminta Gubernur mengeluarkan surat keputusan yang tidak hanya menunda, tetapi menolak dan menutup opsi penyebaran nyamuk Wolbechia diseluruh Bali,” demikian disampaikannya
Seperti diketahui, rencana penyebaran 200 Juta Telur Nyamuk Wolbachia yang akan dilakukan di Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng, saat ini ditunda pelaksanaannya (sampai waktu yang belum ditentukan) oleh pemerintah Bali, terkait adanya penolakan keras dari masyarakat
Bahkan sebuah petisi yang menolak pelepasan nyamuk Wolbachia dibuat secara daring pada awal November dan sejauh ini mendapatkan dukungan 1.650 orang.
Resiko yang dikhawatirkan dari penyebaran nyamuk Wolbachia ini yakni bisa menimbulkan penyakit lain seperti penyakit radang otak Japanese Encephalitis, serta berdampak buruk pada ekosistem dan bisa memicu pandemi.
“Sebagai daerah tujuan wisata dunia, hal ini akan berdampak negatif terhadap citra Bali dan akan berpotensi merusak perekonomian masyarakat secara luas,” demikian tegasnya.
Gelar aksi ini akan dilaksanakan pada Rabu, (10/01/2024) dengan mendatangi kantor kegubernuran di Renon.
Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (PEKAT IB) ini merupakan Organisasi masyarakat (Ormas) yang dibentuk sejak tahun 1997, dimana kiprahnya sudah tak terhitung dalam membela kepentingan masyarakat dan ikut berperan aktif menjaga keamanan dan keutuhan NKRI.(Van)