Beranda Berita Upacara Ngeliwet: Persembahan Terakhir untuk Leluhur Menuju Alam Dewata

Upacara Ngeliwet: Persembahan Terakhir untuk Leluhur Menuju Alam Dewata

0

KARANGASEM – Dalam tradisi Hindu Bali, upacara Ngeliwet menjadi salah satu rangkaian penting dalam prosesi penyucian leluhur (pitara) menuju tingkat yang lebih tinggi. Prosesi ini baru saja dilaksanakan di Bale Piyadnyan, Taman Sukasada Ujung, sebagai bagian dari Karya Baligia Utama Puri Agung Karangasem, Rabu (23/07/2025).

Menurut Penglingsir dan Manggala Puri Agung Karangasem, Anak Agung Bagus Parta Wijaya, Ngeliwet merupakan bentuk persembahan terakhir bagi pitara sebelum mencapai status Dewa Pitara. “Ini ibarat kita memberikan bekal perjalanan terakhir bagi orang yang kita cintai menuju tempat yang lebih baik,” jelasnya.

Prosesi ini melibatkan berbagai unsur sakral:
1. Beras yang ditumbuk sebanyak 11 kali sebagai lambang penyucian
2. Benang sebagai simbol perlindungan
3. Uang kepeng bolong yang melambangkan kemakmuran
4. Empehan (air susu lembu putih) dari upacara Mepurwa Daksina
5. Daging warak sebagai unsur kekuatan spiritual

Bahan-bahan ini diolah menjadi bubur suci yang kemudian didoakan oleh para sulinggih. Bubur ini dibagikan kepada 104 puspa yang mewakili para leluhur. “Setiap puspa mendapatkan bagian sesuai porsinya masing-masing,” tambah Parta Wijaya.

Tahap selanjutnya adalah Ngeseng Puspa, di mana puspa dibakar hingga menjadi abu. Abu ini kemudian dibungkus dengan kain putih untuk dilarung ke Segara Ujung dalam upacara Nganyut. “Proses ini berbeda dengan Ngereka karena kita tidak membentuknya seperti manusia, melainkan membiarkannya sebagai abu murni,” jelasnya.

Seluruh rangkaian upacara ini bertujuan untuk menyucikan roh leluhur sehingga layak menjadi Dewa Pitara. Setelah upacara selesai, roh leluhur tersebut akan ditempatkan di Rong Tiga Merajan keluarga untuk kemudian disembah oleh keturunan mereka.

“Tradisi ini bukan sekadar ritual, melainkan bentuk penghormatan tertinggi kita kepada leluhur sekaligus warisan budaya yang harus terus kita jaga,” pungkas Parta Wijaya menutup penjelasannya.(Tim)

Baca juga:  Skandal besar, Toko NATUNA Rugi RP 2 Miliar, PT HM SAMPOERNA Diduga Bermain Curang