Beranda Berita Upaya Melawan Kepunahan: Atat Bali Lahir Kembali di Bali Bird Park

Upaya Melawan Kepunahan: Atat Bali Lahir Kembali di Bali Bird Park

0

Gianyar — dunianewsbali.com, Upaya mengembalikan Atat Bali atau Perkici Dada Merah (Mitchell’s Lorikeet) ke habitat aslinya menunjukkan hasil menggembirakan. Bali Bird Park resmi mengumumkan keberhasilan penetasan anakan Atat Bali hasil program pengembangbiakan terkontrol, setelah spesies endemik Bali itu direpatriasi dari Inggris pada Juli 2025.

Keberhasilan ini merupakan bagian dari program konservasi “The Homecoming of Atat Bali” yang juga masuk dalam Fighting Extinction Program Bali Bird Park. Program dijalankan bekerja sama dengan Paradise Park UK, World Parrot Trust serta mendapat dukungan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali.

“Fighting Existence atau melawan kepunahan adalah upaya kami untuk memastikan keberlangsungan spesies endemik Indonesia,” ujar Wayan Rosiana, Avian Departemen Bali Bird Park.

Ia menjelaskan bahwa Atat Bali yang direpatriasi berjumlah 20 ekor atau 10 pasang. “Program yang kami lakukan adalah pengembangbiakan terkontrol. Saat ini sudah ada sekitar 16 anakan yang berhasil menetas di Bali Bird Park. Selanjutnya kami mempersiapkan proses habituasi sebelum pelepasliaran,” ujarnya.

Menurut Rosiana, dua ekor Atat Bali telah masuk tahap habituasi di kawasan Hutan Batukau, Tabanan. Lokasi tersebut dipilih karena merupakan salah satu habitat alami spesies tersebut.

Keberhasilan penangkaran Atat Bali mendapat apresiasi pemerintah. Pada 26 September 2025, Bali Bird Park dikunjungi Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik (KKHSG), Dirjen KSDAE, serta Kepala BKSDA Bali. Mereka meninjau langsung fasilitas penangkaran dan memberikan sertifikat penamaan bagi anakan pertama bernama Selaras dan Lestari.

Dalam kunjungan terpisah yang dihadiri Komisi IV DPR-RI dan Menteri Kehutanan, Bali Bird Park kembali menerima sertifikat penamaan: Kedis Atat Kerthi Bali serta Atat Amerta.

Persiapan Pelepasliaran di Batukau

Baca juga:  Kenali Jenis-jenis Tahi Lalat

Tahap lanjutan program konservasi Atat Bali kini berfokus pada proses habituasi dan persiapan pelepasliaran di kawasan Pura Luhur Batukau. Persiapan ini mencakup penilaian ekologi habitat, pembangunan kandang habituasi, serta monitoring perilaku anakan.

“Kami berharap burung ini terus berkembang biak dan proses habituasi berjalan baik sehingga kami bisa menjalankan rilis program untuk anak-anak burung nantinya,” kata Rosiana.

Edukasi Konservasi untuk Generasi Muda

Bali Bird Park juga memperkuat program edukasi satwa untuk pelajar.

“Kami ingin anak-anak tumbuh dengan jiwa konservasi. Edukasi sejak dini sangat penting agar mereka peduli lingkungan,” kata Agus Setiawan, Manager Guest Experience Bali Bird Park.

Ia menjelaskan bahwa Perkici Dada Merah memiliki kebutuhan nutrisi khusus seperti nektar dan madu alami, terutama selama masa berkembang biak.

Agus menyebut dukungan masyarakat lokal Batukau sangat besar.
“Syukurnya masyarakat Batukau sangat terbuka dan antusias. Mereka bahkan bertanya kapan burung-burung ini dipindahkan ke kandang sosialisasi,” ungkapnya.

Menurut Agus, keberadaan awig-awig adat yang melindungi lingkungan memperkuat landasan sosial bagi keberhasilan program pelepasliaran Atat Bali.

Harapan ke Depan

Keberhasilan menetaskan generasi baru Atat Bali menandai langkah maju dalam upaya mengembalikan spesies ini ke habitat alaminya. Kolaborasi antara lembaga konservasi, pemerintah, masyarakat adat dan organisasi internasional menjadi fondasi penting bagi pelestarian satwa endemik Bali. (Brv)