GIANYAR – Gathering pertama di bawah kepengurusan Ketua PHRI Gianyar yang baru, I Gede Paskara Karilo, dilaksanakan di Tempayan Resto, Tanah Gajah Ubud Gianyar, Rabu (04/09/2024)
Agenda pertemuan yang mengambil tema : Rissing to The Challenge, Cyber Security Defence (Menjawab Tantangan, Pertahanan Keamanan Siber) merupakan upaya PHRI Gianyar untuk membuka wawasan para pelaku usaha Pariwisata Gianyar atas ancaman dan bahaya yang mengintai dari penyalahgunaan data informasi didunia maya oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Acara yang berlangsung dari pagi hingga siang hari, diikuti dengan antusias oleh anggota PHRI, Pemda Bali, akademisi dan praktisi Cyber Security.
“Kami menggelar acara bertajuk Cyber Security ini sebagai upaya mengedukasi para pelaku usaha yang tergabung di PHRI tentang bahaya dari ancaman penyalahgunaan Tekhnologi Informatika bagi bisnis kita.
Acara ini dihadiri oleh 80 anggota kami, ini menunjukan antusias yang luar biasa,” kata Ketua PHRI Gianyar, I Gede Paskara Karilo.
Seperti diketahui, topik keamanan siber ini menjadi isu yang ramai dibicarakan masyarakat, adanya kebocoran data akibat ulah hacker sangat berdampak buruk bagi usaha bisnis.
“Yang kita harapkan kehadiran level manajemen hotel dan restoran yang hadir, sehingga bisa membuka wawasan dan mengambil kebijakan sebagai antisipasi ancaman bahaya dari hacker ini,” ujarnya.
Senada dengan Ketua PHRI Gianyar, Kepala Bidang Persandian Diskominfos Provinsi Bali, I Putu Sundika, menyatakan pentingnya edukasi tentang ancaman serangan siber bagi para pelaku usaha, agar terhindar dari kerugian yang besar.
“Kegiatan hari ini menunjukkan bahwa PHRI Gianyar ini sudah mengetahui tentang potensi gangguan keamanan dari layanan yang diakibatkan oleh penyalahgunaan data di dunia maya.
Kegiatan ini sangat baik dan perlu ditiru oleh pihak lain,” ujar Putu Sundika.
Himbauannya pada masyarakat sebagai pengguna layanan teknologi informatika, mereka harus dibekali dengan pengetahuan tentang Cyber Security Awareness yang baik, secara mandiri maupun melalui kegiatan edukasi seperti hari ini.
“Ini sebagai upaya pencegahan penggunaan atau pemalsuan data kita oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” ucapnya.
“Sekarang ini keamanan siber harus dirancang dari awal, jangan sampai user malah sebagai jembatan yang memudahkan peretas masuk dan mengambil alih dari dalam.
Hal ini dimungkinkan terjadi karena ketidak tahuan dan kurangnya literasi tentang pencegahan ini,” pungkasnya.(E’Brv)