Beranda Hotel Dari Kuta hingga Sidemen, Jejak Tak Terduga Natya Hospitality di Hati Pariwisata...

Dari Kuta hingga Sidemen, Jejak Tak Terduga Natya Hospitality di Hati Pariwisata Bali

0

BADUNG – dunianewsbali.com, Di balik gemerlapnya industri pariwisata Bali, tersimpan kisah-kisah ketangguhan yang ditulis dengan tinta perjuangan dan inovasi. Inilah kisah Natya Hospitality, sebuah grup yang dipimpin oleh I Gusti Paramata, yang perjalanannya di dunia hospitality Bali bagaikan tarian nan lincah di antara gelombang tantangan dan peluang.

“Bagi kami, hospitality bukan sekadar bisnis. Ini adalah soal hati, tentang bagaimana membuat setiap tamu merasa dipahami dan dihargai,” tutur I Gusti Paramata, Chief Operating Officer Natya Hospitality, dengan mata yang berbinar penuh keyakinan, Kamis (20/11/2025)

Dimulai dari Kuta dengan Prinsip Tak Tergoyahkan

Perjalanan panjang ini bermula dari Natya Hotel Kuta, yang berada di bawah naungan PT Coco Bali Graha. Saat pertama kali membuka pintunya pada 2014, hotel ini hadir dengan konsep yang tegas: budget hotel dengan jiwa bintang lima.

“Kami sadar posisi sebagai budget hotel bintang tiga, tapi itu tidak membatasi kami untuk memberikan yang terbaik. Kebersihan yang sempurna, perawatan properti yang telaten, dan yang paling penting, senyum tulus dari setiap anggota tim kami adalah harga mati,” Gusti menegaskan. Filosofi ini bukan sekadar slogan, melainkan menjadi DNA yang membuat Natya Hotel Kuta tetap tegak berdiri, bersaing di jantung persaingan hospitality Kuta.

Ekspansi yang Penuh Perhitungan

Kesuksesan di Kuta menjadi batu pijakan untuk merambah wilayah lain. Natya Hotel Tanah Lot hadir menjawab kebutuhan wisatawan yang menginginkan ketenangan tanpa kehilangan kemewahan. “Setiap properti kami punya karakter sendiri. Tanah Lot adalah tentang harmoni dengan alam. Lokasinya yang hanya beberapa langkah dari sunset point adalah anugerah yang kami syukuri,” ujar Gusti sambil menggambarkan transformasi properti yang awalnya hanya 10 cottage menjadi destinasi lengkap dengan suite, villa, spa, dan restoran yang memukau.

Baca juga:  Jeffrey - Tukang Revitalisasi Hotel – Wibisono Tinggalkan Jember, What’s Next?

Namun, mahakarya mereka yang paling membanggakan adalah Natya Resort Ubud. Properti ini disebut Gusti sebagai “the flying baby” sebuah metafora yang hidup tentang pertumbuhan yang luar biasa cepat. “Bayangkan, sejak buka parsial dengan 12 villa private pool, langsung full booking berbulan-bulan. Rasanya seperti merawat bayi yang langsung bisa berlari kencang. Ini membuktikan bahwa pasar sangat menghargai kualitas dan pengalaman autentik,” kenangnya dengan bangga.

Ketangguhan di Gili Trawangan dan Ujian Pandemi

Ekspansi berlanjut ke Natya Gili Trawangan, properti strategis dengan 21 kamar yang dilengkapi dua restoran di area beachfront. “Gili Trawangan adalah mimpi yang sempat tertunda. Saat pandemi, kami harus rela menutup sementara properti ini karena kebijakan pemerintah. Itu adalah momen paling mengharukan bagi kami,” kenang Gusti.

Namun justru di tengah ujian pandemi inilah peran krusial para pemilik, pasangan I Nengah Natyanta dan Ni Ketut Siti Maryati, benar-benar terlihat. “Bapak Natyanta dan Ibu Siti Maryati mengambil keputusan berani: hotel harus tetap buka, semua karyawan tetap dipertahankan. Mereka mengatakan, ‘Kita adalah keluarga, dan keluarga tidak meninggalkan anggotanya di saat sulit’,” cerita Gusti dengan suara bergetar haru.

Strategi Bertahan dan Kelahiran Konsep Segar

Dengan arahan langsung dari pemilik, Natya Hospitality menerapkan strategi jitu. Natya Resort Ubud dan Natya Hotel Tanah Lot ditawarkan dengan paket khusus untuk kebutuhan isolasi dan staycation panjang. Sementara Natya Hotel Kuta menjadi sanctuary bagi warga Bali yang rindu perubahan suasana.

Di tengah krisis, lahirlah Natya River Sidemen – sebuah jawaban atas kerinduan masyarakat akan kedamaian alam. “Kami melihat tren ini datang. Orang tidak ingin lagi kerumunan, mereka ingin privasi dan kedamaian. Lahan di Sidemen yang bersentuhan langsung dengan sungai dan sawah menjadi kanvas sempurna untuk mewujudkan mimpi ini,” cerita Gusti dengan antusias.

Baca juga:  Mercure Kuta Bali Rayakan Heartist Gratitude Week 2025, Wujud Syukur dan Implementasi Nilai Tri Kaya Parisudha

Ekosistem Terintegrasi: Dari Roti hingga Restoran

Keunggulan Natya Hospitality tidak berhenti di akomodasi. Jejak mereka di dunia kuliner melalui restoran Natys menunjukkan pemahaman mendalam tentang selera pasar. “Natys adalah perwujudan dari Bali yang modern namun tetap autentik. Kami menyajikan hidangan Eropa, Asian, dan tentu saja Indonesian dengan kualitas terbaik.”

Yang tak kalah penting adalah peran Coco Roti, unit produksi roti dan pastry yang menjadi tulang punggung kualitas konsisten di seluruh properti. “Coco Roti adalah jantung dari operasional F&B kami. Dari roti segar untuk sarapan hingga pastry untuk dessert, semuanya kami produksi sendiri untuk memastikan standar kualitas tertinggi,” jelas Gusti.

Untuk melengkapi ekosistemnya, grup ini juga memiliki unit usaha produksi pie susu dan pia dengan brand “Maha” yang khusus untuk pasar produk oleh-oleh khas Bali.

Masa Depan Penuh Optimisme

Ke depan, Gusti Paramata menyatakan fokus pengembangan akan lebih diarahkan pada sektor restoran yang dinilai lebih cepat dalam hal investasi. Dua proyek yang sedang berjalan adalah Natys Labuan Sait yang ditargetkan buka pada Februari 2026, dan pengembangan unit bisnis terintegrasi (beach resto, retail, dan akomodasi) di Gili Air pada tahun yang sama. “Secara growth, Natya Hospitality ini akan terus berkembang. Location, location, location adalah peran yang sangat penting,” jelasnya.

Perjalanan Natya Hospitality adalah bukti nyata bahwa dalam dunia bisnis yang penuh tantangan, ketangguhan sejati terletak pada kemampuan beradaptasi tanpa kehilangan jati diri. Mereka tidak hanya bertahan, tetapi tumbuh dengan cara yang paling tak terduga – dengan mendengarkan detak jantung pariwisata Bali dan menjadi bagian dari denyut nadi kehidupan pulau dewata.

“Kami tidak ingin menjadi yang terbesar, kami ingin menjadi yang paling berarti bagi setiap tamu yang mempercayakan waktu berharganya kepada kami,” pungkas Gusti, mengakhiri perbincangan dengan filosofi yang dalam tentang arti hospitality sesungguhnya. (Brv)

Baca juga:  HARRIS Hotel Sunset Road Bali Hadirkan “Sunset Tempo Doeloe”, Perpaduan Cita