Beranda Berita Menjelang Natal, Ayah Asal Australia Desak Negara Lindungi Hak Dua Anak yang...

Menjelang Natal, Ayah Asal Australia Desak Negara Lindungi Hak Dua Anak yang Hilang di Bali

0
Paul La Fontaine menjelang Natal 2025.

DENPASAR – Dunianewsbali.com, Seorang ayah asal Australia, Paul La Fontaine, kembali menyuarakan keprihatinan mendalam atas hilangnya kedua putrinya yang hingga kini belum diketahui keberadaannya. Selama lebih dari tiga tahun, Paul mengaku tidak memiliki akses komunikasi maupun informasi apa pun terkait kondisi kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan anak-anaknya.

Melalui kuasa hukumnya, Paul mendesak aparat penegak hukum—khususnya Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA)—agar menjadikan Undang-Undang Perlindungan Anak sebagai landasan utama penanganan perkara ini. Ia menegaskan bahwa Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 menjamin hak setiap anak untuk mendapatkan kasih sayang, perawatan, dan perlindungan dari kedua orang tua, tanpa terikat pada status perceraian, perpisahan, maupun putusan hak asuh.

Menurut Paul, regulasi tersebut merupakan instrumen hukum khusus yang bersumber dari Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak Anak. Undang-undang ini bertujuan melindungi anak dari eksploitasi, diskriminasi, penelantaran, kekerasan, serta berbagai pelanggaran hak dasar anak, dan tidak seharusnya dikesampingkan oleh putusan perdata semata.

Paul mengisahkan, pada Natal tahun lalu ia mendatangi rumah tempat anak-anaknya dijadwalkan tinggal dengan maksud memberikan hadiah Natal berupa uang, pakaian, dan kebutuhan dasar. Namun kunjungan tersebut justru berujung intimidasi. Paul mengaku didatangi sejumlah pria dan menerima ancaman pembunuhan hanya dua hari menjelang Natal.

Peristiwa itu, katanya, telah dilaporkan kepada kepolisian setempat. Namun hingga lebih dari satu tahun berlalu, ia menilai tidak ada tindak lanjut yang berarti dari aparat penegak hukum di wilayah Polresta.

Dua bulan lalu, kedua anak tersebut sempat kembali ke rumah itu. Seorang tetangga mendengar teriakan dan tangisan anak-anak secara terus-menerus, merekam kejadian tersebut, dan menyerahkannya kepada polisi. Aparat sempat melakukan pemeriksaan. Namun tak lama kemudian, anak-anak kembali menghilang bersama ibu mereka. Hingga kini, keberadaan mereka masih belum diketahui.

Baca juga:  Dr. Togar Situmorang Ingatkan Warga Bali untuk Tolak Politik Uang dalam Pilkada 2024

Atas kondisi tersebut, Paul telah mengajukan laporan resmi anak hilang ke Kepolisian Daerah Bali. Hingga saat ini, menurutnya, belum ada perkembangan signifikan. “Pihak kepolisian tidak mengetahui di mana anak-anak berada, dan saya sebagai ayah juga tidak mengetahuinya,” ujar Paul.

Paul juga menyoroti persoalan hak asuh dan pendidikan anak. Ia menyatakan pengadilan telah menetapkan hak asuh bersama serta menyebut aset keluarga sebagai harta bersama. Ia mengaku telah menawarkan pembagian aset secara adil, namun tidak pernah mendapat respons.

Ia turut mengungkap kekhawatirannya bahwa kedua putrinya tidak mendapatkan pendidikan formal sejak usia tiga tahun. Paul menyebut telah mewawancarai guru homeschooling yang mengajar anak-anak tersebut dan menemukan bahwa yang bersangkutan tidak memiliki kualifikasi resmi sebagai tenaga pendidik. Keterangan tersebut, katanya, telah didokumentasikan sebagai bagian dari alat bukti.

Terkait gugatan finansial yang sedang berjalan, Paul menggambarkan tuntutan tersebut sebagai tidak masuk akal, seolah-olah mantan istrinya menyembunyikan kedua putrinya untuk memperoleh tunjangan anak yang tidak pernah diberikan oleh pengadilan dalam putusan perceraian mereka. Ia menegaskan komitmennya untuk tetap memenuhi seluruh kebutuhan anak-anaknya selama berada dalam pengasuhannya. Paul juga menyatakan telah menyisihkan dana khusus bagi masa depan kedua putrinya, yang keberadaannya telah ia buktikan di hadapan pengadilan.

Ungkapan kerinduan juga datang dari Eva, pengasuh yang pernah merawat kedua anak tersebut. Kepada awak media, Rabu (24/12/2025), Eva menyampaikan ucapan Selamat Natal kepada anak-anak Paul, seraya mengungkapkan rasa rindu dan kepedulian mendalam. Eva mengaku memiliki ikatan emosional yang kuat karena pernah mengasuh dan merawat kedua anak itu dalam keseharian mereka.

Selain itu, Paul mengungkapkan bahwa ia telah mengajukan permohonan bantuan kesejahteraan anak dari Pemerintah Australia. Bantuan tersebut, katanya, dapat diakses apabila anak-anak dibawa ke Konsulat Australia untuk proses identifikasi dan pendaftaran. Seluruh dokumen pengajuan telah diserahkan dan dicatat sebagai bukti dalam proses persidangan.

Baca juga:  Pohon Tumbang di Kuta Timpa Mobil, Seorang Ibu Tewas, Anak Selamat

Menjelang Natal, Paul menyatakan akan kembali mengunjungi rumah tempat anak-anaknya diduga disembunyikan darinya, dengan harapan mereka dapat kembali pulang untuk merayakan Natal. Namun ia mengaku meragukan hal tersebut dan bersiap menghadapi kemungkinan menjalani Natal ketiganya secara berturut-turut seorang diri, tanpa kehadiran “malaikat-malaikat kecilnya”.

Paul juga menyampaikan permohonan terbuka kepada mantan istrinya agar bersedia kembali pada Tahun Baru dan menjalankan peran sebagai orang tua bersama (co-parenting) demi kepentingan terbaik anak-anak. Ia berharap Isla dan Sianna dapat tumbuh dengan kasih sayang utuh dari seorang ayah dan ibu yang sama-sama mencintai serta berkomitmen penuh terhadap mereka.

“Saya bertanya dengan tulus, sebagai orang tua, adakah seseorang yang menolak bantuan sosial negara yang diperuntukkan bagi kepentingan terbaik anaknya sendiri?” ujar Paul.

Ia berharap negara hadir secara nyata untuk memastikan keselamatan, kesejahteraan, serta pemenuhan hak-hak kedua putrinya, dengan mengedepankan prinsip perlindungan anak dan kemanusiaan. (Ich)