KLUNGKUNG – Ombak yang tak kenal ampun terus menggerus garis pantai Mongalan Kusamba. Setiap tahun, laut menyapu puluhan meter daratan, meninggalkan puing-puing rumah dan keputusasaan warga. Di Hari Lingkungan Hidup Sedunia (05/06/2025), DPD Partai Garuda Bali datang membawa secercah harapan ke lokasi yang sudah lama terlupakan ini.
Pantai Kusamba bukan sekadar hamparan pasir. Di sini, puluhan tahun lalu, para petani garam tradisional menorehkan karya yang mendunia. Kini, warisan budaya itu nyaris punah. “Dulu di sini ada puluhan petani garam. Sekarang? Hampir tak tersisa. Mungkin mereka sudah menyerah atau terusir oleh abrasi,” ujar Agus Bayu Adiputra, Sekretaris Daerah Partai Garuda Bali, dengan suara parau.
“Sampai kapan warga harus hidup dalam ketakutan kehilangan rumah?
Akankah garam tradisional Kusamba hanya jadi cerita untuk cucu-cucu mereka nanti?” tambahnya.
Pemerintah harus bangun dari tidur panjangnya, penanganan abrasi tidak bisa ditunda lagi. Butuh aksi nyata, bukan sekadar rapat-rapat tanpa hasil, butuh keberpihakan, bukan janji-janji kosong.
“Kami akan terus mendampingi warga Kusamba sampai masalah ini benar-benar tuntas. Ini bukan politik. Ini kemanusiaan,” pungkas Agus Bayu Adiputra.
Ketua DPD Partai Garuda Bali, I Gusti Agung Ronny Indra Wijaya.S (Gung Ronny), lebih tegas lagi. “Pemerintah Klungkung ini harus tanggap! Dulu saat butuh suara, mereka datang. Saat warga butuh bantuan, mereka lamban. Ini bukan lagi soal administrasi atau tumpang tindih kewenangan. Ini soal nyawa dan masa depan orang-orang kecil!” ujarnya.
Partai Garuda Bali tidak sekadar berpangku tangan, mereka menyusun langkah konkret untuk melaporkan hal ini kepada DPP Partai Garuda dan meminta untuk bersurat pada Presiden dan Kementrian terkait guna meminta intervensi segera.
Pihaknya mendorong Pemerintah Kabupaten Klungkung untuk lebih kreatif dalam mencari solusi, bertindak cepat sebelum kerusakan semakin parah dengan mencontoh daerah lain yang berhasil menangani abrasi dengan baik.
“Kami tidak mau terjebak dalam retorika. Bumi sudah tua, tapi kita masih bisa memperbaikinya untuk anak cucu. Jangan sampai suatu hari nanti, garam Kusamba hanya menjadi cerita dongeng belaka,” tegas Gung Ronny.
Nengah Sangra (47), salah seorang warga yang rumahnya sudah hancur, tak kuasa menahan haru ketika mendapat bantuan dari Partai Garuda. “Kami berterima kasih pada partai Garuda yang datang untuk melihat keadaan kami, dan bertindak,” ujar Nengah sambil menunjuk puing rumah tetangganya yang sudah tersapu ombak.
“Kami berharap ada penahan ombak agar kami bisa membangun rumah dan tidur nyenyak lagi,” katanya dengan mata berkaca-kaca.
Sementara ombak terus menggerus, harapan warga Kusamba kini menggantung pada dua hal: kesadaran pemerintah dan kepedulian Partai Garuda untuk terus memperjuangkan nasib mereka. (E’Brv)