Beranda Berita Ugrasena: “Keputusan Ini Warisan untuk Anak Cucu, Jangan Salah Arah Pembangunan”

Ugrasena: “Keputusan Ini Warisan untuk Anak Cucu, Jangan Salah Arah Pembangunan”

0
Anak Agung Ugrasena

BULELENG – Dunianewsbalicom, Tentang wacana pembangunan Bandara Internasional Bali Utara dan rencana penetapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Bali Barat, saya menyampaikan ketidaksetujuan apabila pembangunan tersebut dialihkan ke wilayah Bali Barat.

Langkah itu tidak merepresentasikan semangat “Membangun Bali”, melainkan hanya memindahkan proyek ke wilayah Bali tanpa melihat arah pemerataan pembangunan.

Terlebih, jika berada di Bali Barat, rencana tersebut berpotensi bertentangan dengan RPJMN Nomor 12 Tahun 2025 serta berisiko menimbulkan konsekuensi sosial yang besar. Kawasan barat Bali berdekatan langsung dengan Jawa Timur, khususnya Banyuwangi, sehingga dampak sosial-budayanya harus benar-benar dihitung secara cermat.

Tidak hanya itu, wilayah tersebut berada di sekitar Taman Nasional Bali Barat, kawasan hutan lindung yang telah diakui sebagai bagian dari situs UNESCO. Di area ini terdapat pula pura-pura dan situs sakral, seperti Pura Segara Rupek, Pulau Menjangan, serta kawasan laut dengan hutan bakau, taman laut, dan terumbu karang yang dilindungi. Risiko penggusuran, kerusakan ekosistem, dan terganggunya kesucian situs merupakan hal yang harus dikedepankan sebagai pertimbangan utama.

Saya mengajak seluruh komponen masyarakat Buleleng dan masyarakat Bali pada umumnya untuk bersikap kritis dan cerdas dalam menyikapi rencana ini. Jangan sampai kita keliru dalam memahami gagasan yang semestinya difokuskan pada pembangunan Bandara Internasional Bali Utara, bukan Bali Barat. Keputusan yang diambil hari ini akan menjadi warisan jangka panjang untuk anak cucu kita.

Mari kita membuka ruang dialog bersama secara profesional, holistik, dan komprehensif—baik dengan masyarakat, akademisi, maupun para pemangku kepentingan di daerah hingga pemerintah pusat di Jakarta. Ini adalah pandangan saya untuk kepentingan Bali ke depan.

Bali masih menghadapi ketimpangan pembangunan yang berat. Wilayah selatan tumbuh pesat, sementara utara, timur (Karangasem) dan Bangli masih menjadi daerah termiskin dan tertinggal dalam industri pariwisata. Mengapa pembangunan justru diarahkan ke barat, bukan ke wilayah yang paling membutuhkan pemerataan? Kondisi sosial di beberapa titik wilayah barat pun sepatutnya menjadi perhatian (semoga ini dapat dipahami).

Baca juga:  Pengabdi Sejati pada Hati, Tindakan, dan Spiritual

Sekali lagi, mari kita duduk bersama, kita kaji dan bedah wacana ini secara terbuka dan jernih. (red)