Beranda Berita Bergandengan Tangan dengan Disabilitas, Beri Ruang Tampilkan Kreasinya

Bergandengan Tangan dengan Disabilitas, Beri Ruang Tampilkan Kreasinya

0
Muhammax Sultan Hidayah Zharta Pasha

DENPASAR – Acara ajang kreasi bakat dan pentas kreativitas anak-anak berkebutuhan khusus, diselenggarakan di area Nusantara Market Living World Mall, Gatsu Denpasar, Minggu (28/07/2024).

Agenda bertajuk “Bergandengan Tangan Dengan Disabilitas” ini diprakarsai oleh seorang pungusaha muda dari Bali Executive, Muhammad Sultan Hidayah Zharta Pasha (Sultan) yang ingin mengembangkan dan memperkenalkan kreativitas para Disabilitas kepada masyarakat secara luas.

Acara Talk Show dalam agenda “Bergandengan Tangan Dengan Disabilitas” di Nusantara Market, Living World Mall

“Kami ingin memberi ruang bagi anak-anak Disabilitas untuk menampilkan kreasinya, kita ajak dan bimbing untuk membangun kepercayaan diri untuk tampil di atas pentas,” ujar Sultan.

Kegiatan yang baru pertama kali dilaksanakan didalam Living World Mall, juga melibatkan para pedagang yang ada di area kuliner Nusantara Market.

“Tujuan kami juga ingin membantu juga para pedagang UMKM dan UKM yang ada disini, dengan adanya pentas kreativitas para Disabilitas bisa memberikan dampak positif bagi semua. Kegiatan seperti ini rencananya akan kami agendakan setiap bulan,” jelasnya.

Agenda ini melibatkan yayasan Disabilitas yang ada di Denpasar, antara lain, Taman Pendidikan Kuncup Bunga dan Dinas Sosial Pemkot Denpasar yang menangani Disabilitas.

Dalam kegiatan ini juga ada acaraTalk Show, diantaranya menghadirkan relawan di Pusat Layanan Disabilitas Kota Denpasar, seorang pendidik sekaligus pemerhati dan praktisi penanganan anak Disabilitas, Raden Wahyu Panca Wati. S.Pd, M,Th, yang menyampaikan pandangannya dan edukasi tentang menangani anak Disabilitas.

“Anak-anak Disabilitas harus dipandang sama seperti anak non Disabilitas yang lain, anggap mereka unik saja. Jangan memandang mereka atas dasar kasihan dan rasa iba,” ujarnya.

Kerangka cara pandang masyarakat terhadap anak Disabilitas harus menempatkan posisi mereka sama dan sesuai dengan standar kualitas yang berlaku umum di masyarakat.

“Karya yang mereka hasilkan harus sesuai dengan nilai standar yang sama di masyarakat. Jika hasil karya mereka belum bagus dan tidak layak jual, janganlah memberikan apresiasi hanya atas dasar kasihan dan rasa iba.    Mereka lebih butuh pelatihan untuk bisa meningkatkan karya mereka daripada sekedar pujian.                                                                Pujian yang bohong dan tidak jujur, justru akan merusak pemahaman mereka tentang tata nilai,” jelasnya.

Baca juga:  Pencuri 29 Celana Dalam Diamankan Buser Polres Jembrana

“Jangan ciptakan lingkungan yang hanya mengasihani mereka. Merekapun sebenarnya tidak mau dikasihani.                                  Mereka lebih butuh kesempatan yang sama untuk berkreasi sehingga karya mereka bernilai jual dan bisa menghasilkan uang bagi mereka,” tambahnya.

Sebagai pemilik Sanggar Musik Inklusi Waktra, dirinya mengajar musik bagi anak-anak Disabilitas dan Non Disabilitas, sebagai alternatif wadah belajar musik anak-anak disabilitas sekaligus tempat edukasi anak-anak non Disabilitas untuk bisa berbaur dengan teman-temannya yang Disabilitas.

“Mereka (Disabilitas) butuh wadah untuk bergabung, berbaur, belajar bersama dengan sesamanya yang non Disabilitas, sehingga mereka punya pembanding dan ada semangat untuk memberikan karya yang kualitasnya setara,” katanya

Stigma di masyarakat yang salah tentang menyikapi dan cara pandang ke anak Disabilitas saat ini menjadi pekerjaan rumah bersama yang terus akan digaungkan pada setiap kesempatan.

“Intinya, jangan kasihani mereka, berikan ilmu dan kesempatan yang sama bagi mereka, itu akan sangat membantu dan bermanfaat untuk masa depan mereka.

Dengan adanya event acara seperti ini, akan sangat bermanfaat bagi mereka. Semoga kegiatan ini bisa terus berlanjut,” pungkasnya (Tim / E’Brv)