DENPASAR – Pertiwi Indonesia Bali kembali menunjukkan dedikasinya dalam memberdayakan anak-anak disabilitas melalui serangkaian pelatihan kreativitas dan kemandirian di Pusat Layanan Disabilitas (PLD) Kota Denpasar, di bawah naungan Dinas Sosial Kota Denpasar.
Setelah sukses menggelar pelatihan kerajinan tangan pada Kamis (27/02/2025) di ruang aula dan rapat PLD, Jl. Mataram No. 3, Dauh Puri, Denpasar, kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan memasak pada Jumat (28/02/2025).Pada pelatihan kali ini, anak-anak diajarkan membuat jajanan “Jagung Susu Keju” yang diikuti dengan antusias oleh semua peserta.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program tahun keempat Pertiwi Indonesia Bali dalam mendukung peningkatan keterampilan dan kemandirian anak-anak disabilitas.
“Kami ingin anak-anak tidak hanya mandiri, tetapi juga memiliki keterampilan yang bisa menjadi bekal untuk masa depan mereka, termasuk berwirausaha,” ujar Hanna Marissa Siregar, Ketua Pertiwi Indonesia Bali.
Pelatihan memasak “Jagung Susu Keju” berlangsung penuh semangat dan keceriaan. Para peserta terlihat antusias mengikuti setiap langkah yang diajarkan oleh para mentor. “Ini adalah salah satu cara untuk melatih konsentrasi, kreativitas, dan kerja sama mereka. Selain itu, mereka juga belajar tentang nilai-nilai kebersihan dan keamanan dalam mengolah makanan,” jelas Hanna.
Selain pelatihan memasak, program ini juga mencakup berbagai materi lain seperti kerajinan tangan, bermusik, dan berkuis. Semua materi dirancang untuk mengasah potensi dan bakat anak-anak disabilitas.
“Kami percaya setiap anak memiliki keunikan dan kemampuan yang bisa dikembangkan. Melalui program ini, kami ingin membuka peluang bagi mereka untuk lebih percaya diri dan mandiri,” tambah Hanna.

Dukungan dari orang tua dan pengajar juga menjadi kunci sukses program ini. Beberapa orang tua bahkan turut terlibat langsung dalam pelatihan, menciptakan suasana kekeluargaan yang hangat.
“Kami merasa seperti satu keluarga besar di sini. Orang tua tidak hanya mendampingi, tetapi juga ikut belajar dan berbagi pengalaman,” ungkap Hanna.
Pertiwi Indonesia Bali berharap program ini dapat terus berkembang dan memberikan dampak yang lebih luas.
“Harapan kami, anak-anak didik bisa mandiri dan memiliki keterampilan yang bermanfaat. Kami juga ingin menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli dan terlibat dalam kegiatan sosial seperti ini,” tutup Hanna.
Program ini tidak hanya menjadi wadah untuk meningkatkan keterampilan anak-anak disabilitas, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara pemerintah, organisasi sosial, dan masyarakat dapat menciptakan perubahan positif. Semoga langkah ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut serta dalam membangun masyarakat yang inklusif dan berdaya.
Kisah anak-anak disabilitas di Denpasar yang antusias belajar memasak dan membuat kerajinan tangan ini menjadi bukti bahwa setiap individu, terlepas dari keterbatasannya, memiliki potensi untuk berkembang. Melalui dukungan dan kesempatan yang tepat, mereka bisa meraih kemandirian dan bahkan menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Untuk itu Pertiwi Indonesia Bali akan terus bergerak bersama, peduli, dan berkontribusi untuk menciptakan dunia yang lebih inklusif dan penuh kasih.
Diketahui bahwa Pertiwi Indonesia Bali adalah organisasi sosial yang selalu aktif dalam berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan dan pelatihan keterampilan. Sejak berdiri, organisasi ini telah menjadi salah satu pilar sosial di Kota Denpasar, dengan fokus pada peningkatan kualitas hidup anak-anak disabilitas dan kelompok rentan lainnya. (E’Brv)