JAKARTA – Dunianewsbali.com, Gde Sumarjaya Linggih (Demer) akhirnya angkat bicara setelah namanya terus diseret dalam pusaran kasus yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia menegaskan bahwa keterlibatannya di perusahaan yang dikaitkan dengan dugaan korupsi pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) sangat terbatas—hanya tiga bulan sebagai komisaris.
Namun, yang membuat publik terheran, gelombang tuduhan terus digencarkan oleh pihak tertentu yang mengklaim bertindak atas dasar idealisme. Bahkan, aksi demonstrasi di kantor KPK yang berulang kali terjadi disebut-sebut digerakkan oleh sosok yang sama. Pertanyaannya, apakah ini benar murni demi keadilan atau ada agenda tersembunyi?
“Saya hanya menjabat selama tiga bulan, dan perusahaan ini sejak awal didirikan untuk membangun pabrik pipa serta pemasarannya. Saya tidak pernah mengetahui bahwa kemudian perusahaan tersebut digunakan untuk pengadaan APD,” ujar Gde Sumarjaya Linggih menjelaskan pada wartawan 21 Maret 2025.
Lebih lanjut, ia menyoroti motif di balik serangan yang terus diarahkan kepadanya. Ia menilai ada kemungkinan bahwa ini bukan sekadar perjuangan menegakkan hukum, melainkan ada kepentingan lain yang sedang dimainkan di balik layar.
“Mari kita serahkan semua kepada KPK, karena merekalah yang memiliki wewenang penuh untuk menangani perkara ini. Mereka sudah menetapkan tersangka berdasarkan alat bukti dan pemeriksaan saksi. Jangan sampai kita justru melemahkan kepercayaan terhadap institusi hukum yang masih bekerja dengan baik,” lanjutnya.
Gde Sumarjaya Linggih juga mengingatkan agar masyarakat tidak terprovokasi oleh opini-opini yang dapat merusak kepercayaan terhadap proses hukum. Menurutnya, meskipun masih ada segelintir oknum yang menyalahgunakan wewenang, tidak bisa serta-merta dikatakan bahwa seluruh sistem hukum di Indonesia telah rusak atau tebang pilih.
“Jika ada pihak yang terus menggiring opini tanpa bukti konkret, maka publik harus bertanya: siapa yang sebenarnya bermain dalam narasi ini? Apakah mereka benar-benar memperjuangkan keadilan, atau ada kepentingan politik yang ingin diselamatkan?” pungkasnya.
Pernyataan tegas ini menjadi tamparan bagi pihak-pihak yang terus menggiring opini tanpa dasar yang jelas. Kini, publik menunggu—apakah serangan akan terus dilancarkan, atau justru kebenaran akan mulai terungkap?(Ich)