Oleh Prof. Dr. IB Raka Suardana
Guru Besar Manajemen Undiknas Denpasar
DENPASAR – Nyepi adalah momen sakral bagi umat Hindu yang menandai pergantian Tahun Saka. Nyepi bukan sekadar perayaan, melainkan perjalanan spiritual untuk melakukan introspeksi diri. Dalam keheningan, umat Hindu menjalankan Catur Brata Penyepian, yaitu:
1. Amati Geni (tidak menyalakan api)
2. Amati Karya (tidak bekerja)
3. Amati Lelungan (tidak bepergian)
4. Amati Lelanguan (tidak bersenang-senang)
Keempat laku ini bertujuan untuk mencapai keseimbangan lahir dan batin serta mendekatkan diri kepada Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).
Makna Introspeksi dalam Ajaran Hindu
Dalam ajaran Hindu, introspeksi diri merupakan langkah utama dalam mencapai kebijaksanaan. Bhagavad Gita XVII.16 menyatakan:
Manaḥ-prasādaḥ saumyatvaṁ maunam ātma-vinigrahaḥ, bhāva-saṁśuddhir ity etat tapo mānasam ucyate.
Artinya: “Ketenangan pikiran, kelembutan, kebungkaman, pengendalian diri, dan kesucian batin adalah pertapaan dalam pikiran.”
Melalui Nyepi, umat Hindu diajak untuk menenangkan pikiran, mengendalikan hawa nafsu, serta mensucikan batin agar lebih bijaksana dalam menjalani kehidupan.
Selain itu, Hari Nyepi juga menjadi momen untuk memahami hakikat diri sebagai bagian dari hukum karma. Dalam Sarasamuccaya 17 disebutkan:
Yan tan hana nguniwen ikang aji karttiaga, tan hana daridra maparab dhana, tan hana kasudra maparab kulina.
Maknanya: “Tidak ada orang yang miskin karena banyak bersedekah, tidak ada orang hina karena berbudi luhur.”
Introspeksi diri pada Nyepi mengajarkan bahwa setiap perbuatan memiliki akibat. Oleh karena itu, manusia harus senantiasa berbuat kebaikan dalam hidup.
Keheningan yang Membawa Kedamaian
Dalam keheningan Nyepi, umat Hindu merenungkan perjalanan hidupnya, mengevaluasi kesalahan, serta memperbaiki diri agar lebih baik. Seperti tertulis dalam Bhagavad Gita VI.5:
Uddhared ātmanātmānaṁ nātmānam avasādayet, ātmaiva hy ātmano bandhur ātmaiva ripur ātmanaḥ.
Artinya: “Seseorang harus mengangkat dirinya sendiri dengan pikirannya, jangan merendahkan dirinya, karena pikiran dapat menjadi sahabat maupun musuhnya sendiri.”
Keheningan Nyepi mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati datang dari dalam diri, bukan dari dunia luar.
Nyepi sebagai Jalan Menuju Kebijaksanaan
Nyepi bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga jalan menuju kebijaksanaan dan ketenangan batin. Dalam keheningan, manusia menemukan kedamaian sejati, memahami makna hidup, dan memperbaiki diri agar lebih baik di tahun yang baru.
Keheningan bukanlah kekosongan, tetapi ruang untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan menjalani kehidupan dengan lebih penuh makna.(***)