Beranda Ekonomi Resesi AS, Kemungkinan Dampak bagi Indonesia dan Bali

Resesi AS, Kemungkinan Dampak bagi Indonesia dan Bali

0

Oleh Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, S.E., M.M.
Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEB) Undiknas

DENPASAR – Pada awal tahun 2025, perekonomian Amerika Serikat (AS) menunjukkan tanda-tanda mengkhawatirkan. Pasar saham AS mengalami minggu terburuk sejak pemilihan umum November sebelumnya, dengan indeks S&P 500 turun 3,1%, Nasdaq Composite merosot 3,5%, dan Dow Jones Industrial Average kehilangan 2,4%. Penurunan ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump, terutama terkait ancaman tarif terhadap Kanada, Meksiko, China, dan negara-negara lainnya.

Dalam sebuah wawancara, Presiden Trump tidak menutup kemungkinan terjadinya resesi di AS tahun ini, meskipun ia enggan membuat prediksi pasti. Kebijakan tarif yang diterapkannya telah menimbulkan gejolak di pasar keuangan dan menurunkan keyakinan konsumen. Para ekonom memperingatkan bahwa jika kebijakan ini terus dilaksanakan sepenuhnya, resesi mungkin tak terhindarkan.

Dampak bagi Indonesia

Resesi di AS tidak hanya berdampak pada perekonomian domestik, tetapi juga memiliki implikasi global, termasuk bagi Indonesia. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa resesi AS dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia melalui beberapa saluran:

1. Penurunan ekspor
Permintaan dari konsumen dan industri AS yang melemah dapat menyebabkan penurunan ekspor Indonesia ke negara tersebut.

2. Hambatan investasi asing
Investor cenderung lebih berhati-hati dalam situasi ekonomi global yang tidak pasti, yang dapat menghambat aliran investasi asing ke Indonesia.

3. Volatilitas pasar keuangan
Ketidakpastian global dapat meningkatkan fluktuasi nilai tukar rupiah dan mempengaruhi stabilitas sektor keuangan domestik.

Dampak bagi Bali

Sebagai destinasi wisata utama Indonesia, Bali juga berpotensi merasakan dampak dari resesi AS. Meskipun wisatawan asal AS bukan mayoritas pengunjung Bali, ketidakpastian ekonomi global dapat mempengaruhi minat wisatawan internasional secara umum.

Baca juga:  Dewan Pengupahan dan Penyelesaian Konflik Ketenagakerjaan

Penurunan jumlah wisatawan akan berdampak pada sektor perhotelan, restoran, dan industri pendukung pariwisata lainnya di Bali. Selain itu, jika resesi menyebabkan pelemahan nilai tukar mata uang negara asal wisatawan, biaya perjalanan ke Bali menjadi relatif lebih mahal, sehingga mengurangi daya tarik destinasi ini.

Sektor Lain yang Berpotensi Terdampak

Selain sektor pariwisata, beberapa sektor lain di Indonesia juga dapat terdampak:

Industri manufaktur, terutama yang bergantung pada bahan baku impor, mungkin menghadapi kenaikan biaya akibat fluktuasi nilai tukar.

Sektor perbankan perlu waspada terhadap peningkatan risiko kredit jika kondisi ekonomi memburuk.

Namun, pemerintah Indonesia memiliki pengalaman dalam menghadapi krisis ekonomi sebelumnya dan diharapkan dapat mengambil langkah-langkah kebijakan yang tepat untuk memitigasi dampak negatif dari resesi global.

Strategi Mitigasi

Dalam situasi seperti ini, Indonesia perlu melakukan langkah-langkah strategis, antara lain:

Diversifikasi pasar ekspor untuk mengurangi ketergantungan pada satu negara atau kawasan tertentu.

Penguatan pasar domestik guna menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi.

Pengembangan pasar pariwisata baru dengan meningkatkan promosi ke negara-negara dengan perekonomian yang lebih stabil.

Dengan strategi yang tepat, Indonesia diharapkan dapat menghadapi tantangan akibat resesi AS dan menjaga pertumbuhan ekonominya.(***)